Monday, June 11, 2012

Rekindle

I think it's nice to rekindle.
I believe it always nice to rekindle.

Rekindle your connection.
To  some old good friends.
To our ex girl friends/ boy friends. Or even to our own family.
And finding that you're still connected no matter how long you've been apart.

It's sweet to catch things up.
To share happiness or even just to share hi and hello.

So I never get it why some people don't want to reconnect.
I never get why some people think there's always hidden agenda.

I never get why people grow older and let their friends leave.
I used to be that way, anyway. But I won't let it happenned again.

I want to rekindle all connection I've ever had, ever created.

Life get's harder and we all need to keep the sanity through all love we own. *menurut guaaa

Good morning! :)

Sunday, December 25, 2011

Competitive Side of Me (lebayyy)

Yuhuuu!

It's been like more than a year no updates on this "really not active blog" ahaha.
Sebenernya sih balik nulis blog lagi sudah jadi salah satu calon daftar resolusi tahun depan. And thanks to ci ESTI SWASTIKA yang udah 'menampar' gue dan membuat gue merasa left behind dari dia. Nggak boleh kalah pokoknya. Titik. Apalagi dia udah berani - beraninya majang - majang foto Mas Rio & Mas Adam dengan tato HOT mereka.

Hm, OK anyway, let's talk about Christmas! Simply karena bingung mau nulis apa, jadi yaudah intinya posting kali ini mau bilang:


Merry Christmas! May all the love & happiness of Christmas be with us always.

Terlepas dari perdebatan boleh atau nggak nya seorang muslim mengucapkan Natal atau nggak: "Lakum Dinukum Waliyaddin." "Untukmu agamamu, dan untukku lah agamaku." (QS.Al Kafirun:6)
Sampai saat ini gue memilih untuk mengucapkan selamat natal. And let's respect others choice.

Dengan ini pun confirmed & published ya temen - temen kalau aku nggak merayakan natal.. Jadi please jangan disangka Nasrani lagi :D

Iya, tau banget. Emang nggak nyambung antara judul dan isi.. Yang penting ada postingan. Huahahaha. Sesuai kan jadinya, karena nggak mau kalah aja sama Esti. Kwkwkwk.

Salam Super!



Friday, September 3, 2010

Me & Ceceu Bizzy Dizzy Day!

So it was on last Monday when me and Ceceu, one of my college friend who struggled together to pass through a long tiring day (Lebay?Nggakkk!)

Diawali sehari sebelumnya, Hari Minggu pagi yang cerah tiba – tiba wangsit mampir di kepala gw :”Sudahkah dan perlukah Anda mengisi KRS?” Tiba – tiba “DEG! Damn, gw lupa! Duh, udah lewat 2 minggu dari batas akhir registrasi administrasi masih bisa daftar SIAK nggak yah?”. Gue pun panik seketika dan menghubungi teman – teman sebangsa dan seperjuangan yang semester ini ambil skripsi. Walhasil, hanya gw dan Ceceu yang belum. Sementara gw lupa karena lupa password SIAK NG (online KRS) gw jadi nggak buka SIAK sampai lupa -___-‘ . Gw tanya Kaya 08, dia bilang udah masa add/drop! Alamakkk!

Senin pagi pun gw dan Ceceu udah siap berjuang, udah nangkring di long time- no see- campus. Misi kami hari itu tak lain:

1. Minta password baru SIAK NG gw

2. Urus pengisian KRS kita berdua

3. Bikin KTM baru. Selain sama – sama belum isi KRS, kami digariskan sama – sama menghilangkan KTM *ngumpet takut ditimpukin*

Based on ingatan gw akan info dari Benben yang juga pernah urus KTM baru, kami musti ke Gedung Biru, Rektorat, bayar, terus ke Fasilkom. First place, plonga – plongo di Gedung Biru. Kami sama – sama nggak ngerti fungsinya apa disini, mungkin untuk lapor kehilangan, piker gw. Sampai tiba – tiba Oom Benben sms :”... nggak pake ke Gedung Biru..” Meluncurlah gw dan Ceceu ke Rektorat pertama untuk minta PW baru (tanpa KTM bisa ternyata, cukup KTP aja) sekaligus tanya di manakah tempat bikin KTM baru?

Di suramnya suasana Rektorat, gw dan Ceceu menuju Lantai 4 dengan lift lama nunggu plus tempuhnya udah kayak naik lift ke lantai 18 Mid Plaza 2 (diitunggg Buu). Sampai di sana kami disambut bapak petugas dengan kata sakti: “Surat Laporan Hilangnya?” Gw dan Ceceu saling menatap dengan tatapan “SHIT! KATANYA TADI GA USAH PAKE GEDUNG BIRU!”

Kami pun JALAN LAGI dari Rektorat ke Gedug Biru lagi! Jadi kami menempuh Gedung Biru – Rektorat – Gedung Biru lagi dalam kondisi panas menyengat. GOARRR. Sampai di Gedung Biru disambut Pak Polisi ramah yang nanyain keperluannya apa. Gw norak kan yah, baru pertama kali bikin laporan kehilangan sendiri ke Polisi jadi nggak tau kalau ditanya exact time hilangnya KTM gw itu.

“Aduh, udh lama hilangnya, saya lupa, Pak.”, nada agak panic plus bingung.

“Harus tanggal nya, lama itu kapan?”, nada datar .

Gw pun membuka handphone dan cek kalender. “Hm, bentar ya Pak. Ohh, ini Rabu 23 Juni.” sok yakin tapi nada bergetar. Prett boong banget dah gw mana ingett kapan ilangnya.LOL Maappp ya Pakkk hehehe

Kami pun balik ke Rektorat tapi kali ini HALLELUJAH! Ceceu akhirnya memutuskan naik mobil. Hahaha. Mungkin doi juga udah merasa dehidrasi. Duh, musti naik lift lemot an merasakan nuansa Dementor lagi. Sampai di sana, eh nggak sadar udah jam 12 = ISTIRAHAT. CRAP!! Biar adem, supaya ayem gw pun sholat dulu, nemenin Ceceu makan lalu lanjut ke FISIP buat urus KRS.

Duh, malu banget pas ngomongnya ke Mas Gugi tapi untung dia baikk banget dan langsung suruh kita ketemu Mas Indra Ged E. Mana ketemu Mas Helmi dan Mbak Inaya, yahh kebongkar deh kebodohan abad ini gue. Hahaha. Di Ged E Mas Indra ude kayak artis yang bĂȘte dikerubutin sama wartawan, First day masuk kuliah, anak FISP yang bertambah, SIAK nya mungkin down atau bermasalah sehingga banyak yang urus hari itu. Duhh pengen nusuk oranggg rasanyaaaaa.

Bete nunggu beberapa saat, kami pun mutusin buat balik ke Rektorat aja. Done with tempat nuansa Dementor, langsung ke BNI buat bayar (sempet mo setor ke teller tapi alamakk lamanyo jd transfer antar bank ujung – ujungnya). Langsung tancap gas ke Fasilkom buat amil KTM. It takes only around 15 minutes and VOILA!










Kami pun nggak terlalu merasa sendirian dan bersalah karena begitu lihat di daftar yang bikin baru, cukup banyak anak FE dan FT yang bernasib sama. Bahkan ada anak 2010 yang uadh ngilangin KTM. Seterah lu aja deh! Hahaha

We both then promised to keep it with all of our soul! Emohh bangett ngurus beginian remvoong setengah matik! Lanjut ke FISIP urus SIAK ternyata Ceceu coba masih bisa isi, pdahal pas dia coba di rumah enggak bisa. Duhhh, Tuhan baik bangettt. Jadi kami nggak perlu ke Mas Indra. For celebrating, eh maksudnya kasih reward ke diri sendiri sebelum pulang check in dan makan dulu di Takor. *Nari waka - wakaaa

Looked extremely happy, didn’t we? :D

Postingan ini baru aja gw mau submit sampai Eko nyapa di YM dan bilang kalau KTM gw ada di dia. Duh, beneran, pengen nusuk orang deh! Hahaha. Tp yaudah walaupun ngurus seharian samapi puasa batal dan Rp.100.000 melayang, yang penting ikhlas... Hehe

God bless!


Monday, April 12, 2010

A Bless Called Friendship

Thursday, April 8 2010

00.20 AM

Where there's Mom, then there's home.


Our every day live always has its own bless..

Unfortunately, we just too often unable or do not wanna see it that way.

Unconsciously forget those bless..

It’s now 00.23 at Sarjen’s Pinkrik (her laptop which i’m using it now while my Dear Tamtam is in his rest). Sudah lewat tengah malam dan saya tersenyum bahagia mengingat banyak cerita hari ini.

Dan hal – hal lain yang pernah gw lewatin.

Banyak banget berkah – berkah dan juga pelajaran yang udah Tuhan kasih lewat temen – temen dan siapapun di sekitar kita.

Sekalipun itu berupa ujian atau cobaan yang rasanya bikin kita sakit dan berasa jadi the most pathetic person sedunia.

Dan gw pun baru menyadari betapa tidak pekanya kita, or may be just me.


Baru saja sadar saat buka folder album yang isinya anak – anak kom. I’m still automatically smile, laugh, almost burst into tears *in a good way karena kangen*

Dan tiba – tiba semua yang dilewatin hari ini muncul, kayak video.


Gimana tadi pagi ga jadi sampai kampus sesuai rencana, berkutat di depan laptop dengan usaha mencari sesuap nasi segerobak berlian dan segunung tanah gw..

Ngetweet dan jadi kangen Kak Boris, karena dia nggak bisa dateng quality time Komed.

Nunggu kabar Agung yang tiada kabar jam berapa mau ke FISIP

Nunggu jam 2 untuk ketemu Mba Inaya dan Komedian, yang ternyata berhasil bikin gw kelaparan. Yang akhirnya gw pun baru keluar dari perpus sampe Mba Inaya telpon sih, haha.

Ketemu Agung dan seRT teman – temannya yang sayangnya sebentar dan nggak bisa up date banyak cerita karena gw baru tau kalau kita mau ciao dari kampus.

Pengembalian kabel data dan usb DONE. Maturnuwun Mas... for saving my current n future life.

Oya baru sadar tadi tumben rapi pake kemeja dan celana panjang *nggak sempet komentar karena keburu ditodong pertanyaan “Gimana kemaren sidang outline nya” ;D

Meluncur ke Coffee Toffe di saat yang tepat, pas ujan udah turun *Tuhan kurang sayang apa?*

Baru sadar laptop KETINGGALAN di takor sekian lama begitu di parkiran DAN MASIH ADA *Tuhan SUPER BAIK*

Menemukan bahwa Fame n Famous ternyata bajunya lumayan juga. Mba Inaya pun menemukan jalan keluar atas masalah habis baju karena ngajar tiap hari di FO ini *Tuhan rencana-Nya baik dan makin bikin percaya bahwa g ada yang namanya kebetulan

Makan ketoprak di coffe shop, kelaparan pun berhasil dibinasakan *Tuhan baiknyaaa T T

Rencana ngopi gratisan pake voucher musnah karena g nunjukkin dari awal. Hahaha

Balik ke kampus akhirnya menemukan Supri, Susi, dll yang masih stay. Ketemu Aril yang ngajakin ikutan project acara baru *Jadi SEMANGAT

Dan hari ini PP keterusan (berangkat keterusan sampe Margo dan pulang *untungnya* keterusan cuma sampe Walikota *Baiknyaa Tuhan..*


Gotta check on some works membuat gw buka laptop dan iseng liat folder foto – foto yang berhasil membuat sadar.

I’ve been through so many wonderful time with FUNtastic people.

And it’s such a BLESS *kondisi pelupuk mata agak mendung ;D*

Foto – foto zaman MOM a.k.a Pra SAR a.k.a ospek yang masya Allah banget.

Foto – foto segala macem gaya dan mimik yang berhasil bikin gw ketawa seneng campur terharu dan berdecak “Astagfirullah... kenapa gw dan temen” gw dulu begini.. Kenapa bajunya cupu banget, gayanya kenapa musti gituu, dsb hahaha”

Dan di foto mbj bahkan gw itemnya sm kayak Bagus. Oh maiii. No wonder Irma bilang pas ktmu abis ospek “Err, 3 thn kita sahabatan di SMA gw nggak pernah liat lo seitem ini” T T

Foto liburan bareng, daily acts di kampus, kuliah, sampe pas Pra SAR in 2008

:- )

Jadi sedih...


Foto – foto Komnite yang bener – bener semuanya keliatan seneng dan puas, di mana amanat angkatan udah selesai ditunaikan *Errr, prasar dan komnite 06 mksdnya,exclude pekom ya jadinya. Hehe

Foto – foto yang bagus banget dehhhhh G PERLU DITAG semua, karena gw jadi sadar kenapa orang – orang mikir gw minum dan ga sobber *damn..

Ngakak liat foto – foto yang foldernya bernama “Seneng2 lagi” HAHAHAHAAHA

I miss those free after college days and nights partying and hang outs plans after finishing assignments thingy!!


Anak muda.. anak muda! Hahaha

Jadi pengen minta tiap Kom 06 kumpulin smua foto yang dipunya..

Mulai dari awal smp sekarang.

Our dailies, parties, weddings, termasuk masa penjajahan yang dengan sukses bikin item & relationship serta social life di ujung tanduk saking sibuknya. Hahaha *colongannnn

So again and again I can’t and will never able enough say big thanks for God’s bless through these people.

Their laugh, smile, and every minutes I’ve been through.

Ya Allah Ya Tuhan ku, maafin aku ya yang suka lupa dan kurang ajar dengan tidak atau lupa bersyukur sama tiap berkah dan hadiah – hadiah yang terlihat kecil dan sepele padahal SUPER DUPER OKE selama ini.


Ya Rabb, I love You :’)


Thursday, February 4, 2010

Pelajaran -

There are there kinds of lies: lies, damned lies, and statistic. -Benjamin Desraili-

Itu pelajaran kedua hari ini di kelas statistik sosial yang siang ini gw dan beberapa teman ulang karena kecerobohan masa muda. *bnyk absen kebanyakan kegiata berujung failed* Haha.

Pelajaran pertamanya adalah: Kalo udah bangun ya bangun!!!
Gw terhenyak jam 10 siang pas! Nice gann. Sementara kelas dimulai jam 10.30 (gw pikir tadinya). Sementara dari rumah ke kampus memerlukan waktu tempuh: 1 jam. Ya Tuhan.. Untungnya jam 11.15 gw sampe kelas dan bukan dosen "5 menit silahkan tak usah masuk" yang hari ini ngajar. Hehe

Pelajaran kedua lainnya adalah: I think I start to love statistics. Haha. Di samping dosennya menjelaskan dengan jelas, keadaan kelas yang hanya berisi 12 orang dan hening memang amat sangat membantu. Begitu juga dengan berbagai program yang ada di dalamnya mulai dari tes kecil sampai presentasi tiap minggu (dg per kelompok 2 org saja, tentu)

Pelajaran ketiga: Do choose work rather than hanging out around spending money.
Awalnya gw mau ke Senopati ngambil majalah untuk skripsi tapi g jadi karena kesorean. Bersama teman" yang ingin menuju La Codefin lalu berbelok ke Sumo Sushi hati siapa yang tak gentar. Sampai Daffa menelepon dan meminta gw untuk datang. Jam di tangan gw menunjukkan waktu hampir jam 6 sore, Masih ada 1 jam sblm ngajar. Tp untung Tuhan menuntun gw ke jalan yg lurus. Turun d dkt rumah Daffa instead of Sumo Sushi. Nggak lama setelah itu, ujan. I love my decision.Hahaha

Pelajaran keempat: Pas pulang gw pgn minta di drop di KFC karena tiba" laper bgt. Tapi untungnya si pak sopir motong jalan jadi g lewat KFC. Bahkan pas Mbaknya Daffa masuk dan bilang :
"Mas Daffa pesen Oenpao ga?"
Daffa: "Nggak.."
Gw: "Duh Daff, jd pengen Oenpao deh.."
Daffa: "Wanting many things ih Miss.."
Both laughing..

In general, pelajaran hari ini tak lain tak bukan adalah:

"Jangan turuti nafsu dunia, maka bahagia di tangan anda... Hahaha"

Saturday, January 16, 2010

Bukan Cuma Ilmu, Tapi Nilai (Part One: Dreams, obsession. Easy to think, easy to be achieved)

One of my dreams when I was a child was, becoming a teacher.

Setelah pengen jadi dokter dan astronot serta sederet cita – cita anak kecil yang “lo kira gampang dan semua org hrs cuma berprofesi itu aja” itu, semakin gede tentu gw makin realistis dan paham kemana arah hidup gw harus disetir untuk mengaktualisasikan diri.
Juga tak lupa: mencari sesuap nasi, segerobak berlian, dan segunung tanah dengan usaha sendiri.
Belajar mencontoh kerasnya Ibu sama Bapak mencari rupiah, dollar, dan yen.lol

Akhirnya gw punya cita” baru: jadi guru. Keputusan itu sebenernya bisa dibilang agak labil, karena tergantung siapa yang jadi guru favorit gw dan sedang duduk di kls brp pada saat itu.
Oya, gw disekolahin di sekolah negeri. SDN sekian belas pagi, yang kadang suka ditumpangin sama SD Negeri lain yang bangunannya lagi direnovasi. Dan juga sirik – sirikan sama SD tetangga yang nangkring di atas gedung SD gw (jadi ada 2 sekolah di satu gedung: SD atas dan SD bawah). Jadi jangan bayangin gw ketemu sama temen – temen wangi dan ber AC terus dijemput sama mas supir nya yang ngantri di depan sekolah dan bikin jalan macet ya. Hehe. FYI, as u can see in my info page on fs/ fb, gw sangat mengabdi ngr ini dg bersekolah di sekolah negeri terus.aminn. kwkwkwk

Oya, lapangan SD gw adalah yang terluas se kecamatan lohh (OOT tp gw mo bangga). Jadi bukan main maknyus nya pas ujian lari pas mo lulus” an ketika smua anak harus keliling lapangan sebanyak” nya. I hate that part. Tapi seru kalo buat main kasti. See, gw tumbuh dengan main kasti, tarik tambang, karet, galasin, dan jauh dari tamagochi, jimbot (gw g ngerti ini bnr ap nggak nulisnya), dan sederet mainan elektronik lainnya yang malam ini gw rengek” ke Ibu dan dijanjikan dibeliin bsknya dang gw lupa besoknya, dan gw dg sukses diperdayai oleh janji palsu Ibu gw sendiri.huh! But she knows wht best: I never need them.

Tapi kata Ibu gw, biar sekolahnya nggak semahal SD Besuki, dia nggak murahan. Karena nanti di dlmnya gw bakal belajar banyak hal. Toleransi dan Indonesia sesungguhnya (hahaha). Bahkan character & mentality building yang dia percaya lebih oke. Well, selain emak gw ogah amat effort uang lebih yang kadang nggak masuk akal untuk pendidikan yang sebenernya nggak beda jauh kualitasnya.*piss

Begitu di kelas 4 SD, gw suka bgt sm gaya ngajarnya guru kelas gw. Namanya Ibu Nursia Silalahi, dipanggil Bu Nur. Biarpun cadas dan keras ala Batak, tapi jelas. Gw tau ni perempuan MEGANG banget. Pinter! Sekalipun gw selalu maju ke depan kelas untuk nulisin jawaban PR gw yang dia taken for granted pasti bener smua, dia nggak segan” nyubit perut gw, mukul pake penggaris kayu panjang atau menjatuhkan hukuman fisik lain ke gw, kalau ternyata kerjaan gw salah. Sekalipun salah 1. Nyuruh gw pulang karena nggak tau kalo ada PR dan salah ngerjain PR. Gw sampe nggak berani ngebantah waktu dia nyuruh gw jadi pemimpin upacara (hal yang sangat sulit lo dapatkan sebagai perempuan, seriously, di kala itu. Saat cewek” cuma akan berbaris manis di barisan paduan suara dengan tampang sok dimanis”in padahal lagi niup suling atau harmonica yang pasti susah banget diaplikasiin.hhaaha

Padahal yah frenn gua BENCI banget sama upacara bendera yang panas dan oh maiigattt lamaaa. Sampe” gw punya halusinasi melihat power ranger muncul dari balik sekolah trus nangkring di atap sekolah untuk bilang “SEMUA, AYOO EVAKUASIII. SEBENTAR LAGI AKAN ADA MUSUHH!! BUBAR!!”. Dan semua pulang, tapi gw mau ngumpet di bawah pohon petai cina sekolah gw yang gede untuk ngeliat Power Ranger Pink gw beraksi, kalo perlu sampai Satria Baja Hitam juga nongol. Jadi nggak ada lagi upacara bendera tiap minggu yang bikin pegel dan selalu bikin gw berpikir “duh, sekarang aku baru kelas 2, nanti sampe SMA aku bakalan upacara terus nggak ya? Masih 10 thn X 4 kali seminggu X 10 bulan. Ya Allah..nanti mau tanya Ibu ah, kalau” boleh izin dateng belakangan ke sekolah tiap senin biar nggak cape dan nggak usah pake topi yang ngerusak poni aku.” (FYI, slm di SD gw g dikasih rambut panjang terurai yang berhias kunciran rambut manis. Tapi dg keputusan sepihak dipotong ala dora)*hahaha*

Back to her. Seantero sekolah takut sama dia. Desas-desus kekejamannya beredar luas, dari senior lo ketika lo mo masuk kls 4, dan bergulir muncul dari mulut lo ke junior” ketika lo meninggalkan kelas 4. But I adore her. I wanna be like her someday.

Cita” baru: guru SD kelas 4.

Bgitu naik kls 5, guru kelas gw namanya Bapak Subarjo. Dipanggilnya Pak Barjo. Sumpah ini gambaran ideal laki – laki Jawa yang pernah gw temuin. Bapak gue? Lewattt *maaf ya Ayah.. (sungkem + cium pipi + peluk dulu sini Yah. Toss! Piss ya kita, mhuehehhe). Ngajarnya jelas banget, tapi lo musti duduk paling depan dan g bersuara, apalagi kalo kelas ribut. Gw curiga dia nggak punya kadar amarah sedikit pun, karena seramai – ramainya kelas, dia nggak mengeluarkan suara bass nya yg maknyuss (sumpah suaranya suara bapak” Jawa yg bijak gt). He’ll just warn once, that’s all.

Maka dari itu, gw selalu nebeng duduk di bangku di depan meja dia, karena gw g kebagian duduk depan pas kelas diacak perputaran bangku nya. Jadi gw duduk empil – empilan bertiga sama temen gw. (untung masih imut” ya boo.ahaha). I also love his stories… Dan hampir semua omongan dia (Tapi bnrn deh, omongannya smua nya penting dan menyangkut materi pelajarn) gw tulis di notes kecil yang gw punya. Mulai dari notes yang cover nya satria baja hitam sampe hello kitty pink yang mengkilap nggak penting dan cepet lepas kertasnya (itu loh fren, buku kecil yang dulu kita nyebutnya “buku notes” untuk buku tabungan (bnrn dibaca notes bukan nots dengan lafal e yang samar)

Pernah sekali dia marah dan OMG,, ngerinyoo. Si bapak Jawa ganteng yang klimis dan jadi parameter pas gw gede untuk cari pacar marah. Oh no. Tht was such a nightmare. Gw lupa karena apa, tp sumpah itu ngeri banget. But still, I love his patience.

Cita “ terbaru: Guru SD kelas 5

Tahun terakhir di SD yang harusnya ditutup dengan manis di bawah asuhan Pak Herman yang ganteng, baik, dan pandai mengajar hanya jadi impian buat angkatan gw. Dia dipindahin ke sekolah yang ternyata kemudian hari sebelahan sama SMP gw. Hello back Ibu Damemanik! RAWRRR!! Ini guru kls 3 gw yang nggak kalah sangar. Nggak kalah pushy. Bu Manik memang versi lebih soft dalam hal hukuman fisik. Tp ohmaii kalo dia marah, gw jamin lo punya mental langsung jiper, sekalipun lo nggak salah, sekalipun bkn lo yg dimarahin (Hm, ato nggak, yaa.. gw nya yg suka cupu kalo ad orang marah. ahaha). Omelannya lebih tajam dari SILET!

Tapi di sisi lain dia slalu bisa bercanda tanpa meninggalkan kewibawaan yang dia punya. Detak sepatunya di lorong kelas bisa langsung memunculkan suara anak” gerubak – gerubuk mengaplikasikan word to mouth info: “Ada Bu Manik! Ada Bu Manik! Udah dateng.. Ssst,, diem.. diem..” Kelas langsung lebih sunyi dari kuburan dan semua anak duduk manis dengan tangan dilipat di atas meja: pemandangan yang ganjil kl dibanding beberapa detik sebelumnya. Pemandangan yang lebih janggal, terkadang gw dan beberapa anak lainnya udah nangkring di bukan tempat duduk yang sebenarnya (saking takutnya pasrah duduk di tempat gossip yang jauh dari tmpt duduknya sendiri). Sampai dia akan menyapu sekeliling kelas dan bilang: “Hey, Kiki, Ika, Feny, Tama, Dika, ngapain kau itu berkumpul di satu deret begitu. Kemarin kan sudah aku pisah kalian.. Kembali kau cepat ke bangku kalian masing2”. Gemeteran,, gw dan gang nggak mengeluarkan suara dgn sigap menuju tempat duduk kita masing” yang juga lagi didudukin sama temen yang lain yang nggak kalah kyk zombie: pucet, g bersuara, tp sigap bergerak. She’s my and mom’s favorite.

Cita” tergress: Guru SD kelas 6

Mungkin mixture antara otak yang masih kecil dan isinya yang jg cuma baru: sekolah, belajar, main, ngaji, dan nonton TV setelah afalan nama menteri kabinet terbaru sama Ayah yang membuat gw berpikir segampang itu untuk jadi guru. Cuma tinggal pinter, pandai mengkomunikasikan materi pelajaran dan piawai menangani anak – anak, dan BERES. Cuma itu aja, begitu doang, cuma, doang..

Kelabilan cita – cita gw pun berlanjut. Si Ika Utaminingsih yang banyak mau ini kemudian meninggalkan cita” jadi guru SD. Tiap ketemu guru yang menurut gw oke, langsung gw jadiin panutan. Cita” serupa tapi tak sama ketika SMP: guru Matematika, Guru Bahasa Inggris, Guru Bahasa Indonesia. Sekalipun sempet mampir cita” serius: jadi jurnalis atau nggak psikolog.

Zaman putih abu-abu pun nggak jauh beda. Cita” yang ada di otak masih sama kayak waktu nulis buku Diary zaman SD: guru, pas ngisi binder tmn dan ngisi kertas konseling waktu SMP: psikolog dan wartawan. Manis. Gw masih ketemu sama orang – orang yang menginspirasi gw dalam hal “hm, nanti gw harus galak, baik, sedang – sedang saja kyk judul lagu dangdut, apa agak galak, agak baik,atau gimana??” dan “Oke,, lo juga mau ambil psikologi ya. Bareng dong kita..”

Gw berasa banget pengen naik mesin waktu trs ngomong: "My Dear Ika yang msh di bawah 17 tahun bahkan ketika lulus SMA dan diceng”in sm wali kelas karena blum punya KTP untuk tanda pengenal pas ikut SPMb, reality bites… "

to be continued ...

Friday, January 15, 2010

Judgment. I No More Care

A girl with a cigarette in her hand means she’s bad girl.

A girl/ a boy with many friends from the opposite sex means she or he loves to flirt along.

Those who cover their head with veil are better, kinder, and wiser, bla bla bla than those who don’t.

Those who change their girl/boyfriend with quite high frequency are “player” .

But do we really know them?

I personally, of course like the way the others, sometimes feel bothered to be judged by others.

In this issue I got a plenty examples. One of my former class mate in high school said that I've been changed into a girl attached with "gaul" term. He also said that I've been changed at campus, the way I dress, act, socialize, bla bla bla. He said it through a photo comment in my facebook. Those who are my friends in my account can read it. He was joking, he said. But those who don't really know me will be able to conclude and think that's the way I am, take it as a serious thing, a real thing.


I got mad. He apologized by sending me fb message, so did other friends who know me and don't like the way he joke around. They know about that because of the notification. They also thanked me for being strict to him. It took quite long time for me to accept his apology. I don’t care.


That’s one example.

I hate if I dress this way they'll thing that I'm bla bla bla. If I speak that way they'll think that I am this kind of person. The way I looked. The way I laugh. Please, please, please don't judge me! They may think they know me, know what they see, but please don't go too far and put me into a judgment.

Moreover by stranger. We don't know each other. Stop stare that way, stop scanning me!! My hair, my shoe, my clothes, bag, etc. STOP!

But then I recall my memory into a situation few months ago. Well, last year then :p

I took angkot for going home. Well it’s not so late, around 9 pm. I was on my way home from Cilandak. A moment before I stop the angkot, the driver, well known as “the abang (mas – mas) angkot” asked me:


Abang angkot: “Pulang kerja atau kuliah, Neng?” asked him.

I then corrected my mind, he’s not abang, he’s mas – mas, because his tone explicitly tells that he’s a Javanese, although he called me Neng, I count it as one of environment- influence, like 1 of my friend, Supri talks “elo – gue” to me or others. (Hehehe,,)

Me: “Oh, nggak, kan hari ini Hari Minggu, jadi kuliahnya libur. Baru pulang ngajar..”

Mas angkot: “Oh, masih kuliah sambil ngajar.. Apa Neng? SD atau SMP? Ngajar apa?”

Me: “ SD..Matematik sama Inggris” I replied with a smile, a thing that I would do every time I already feels safe, in a public transportation. Of course those who often use them know what I mean.

Mas Angkot ; “Wah, Alhamdulillah, ya Neng..” he smiled.

That time I suddenly thank God that there’s still a stranger exists, who support me and not let me down by not trusting me that I can teach, that I am a teacher. My reason for saying so is, why people always prefer to give bad or negative comments towards others? Why we refuse to give other support, and choose to let others down, by our mouths, attitudes, or even just through a single stare.

One day, I came to my other student, who lives in an apartment in Pakubuwono area. Let me tell you, almost all the time, I feel tortured every time I get in to the apartment. Not because of the burden to teach, not at all. But to pass the gates to get in. Meeting those security men who can’t admit that there’re many of bright people in Indonesia, to teach foreigner.

They, actually don’t believe their self. I used to feel ashamed. Angry.

Since:

Mas Security in front gate: "Selamat sore Mba. Mau kmn?"

Me: "Ke tower *** ngajar, Mas."

Then the mas took a stare at me, a weird one. I count it as examining me as not looked old enough to teach, not that geek enough too, and other not to… may be then not to do the job.

I then left him quickly, a second after he finished checking my bag.

Mba Receiptionist: “Sore Mba.. Mau kmn?”

I replied the same template answer like before.

She gave me the same template of stare like the mas security guard did to me.

Should I tell them that I love Maths and English?

Should I always bring and show them my certificates when I was in schools, for winning Math &English Competition, for becoming the best student?

Should I tell them that, teacher is the messenger? That my communication study at college gives me bunch of things that let me know how to treat and react toward others. And that’s the key for delivering messages, whatever it is, include school materials is one thing, COMMUNICATION?

Should I looked old, or nerd to be able to teach? Is it my mistake to wear my pump shoes despite of weird pair of shoes that never mix to my clothes I’m wearing? What’s the matter with my youngness?

Is the image of teacher that bad? Okay, I’m not saying it as bad, but that terrible and sad?

Then by the time I try to understand them, understand what, how, and why they think about things. I then start to let them, think what they think what my things are about. Now I just give them a smile every time they think or treat me not in good way. Well I no more care. I free them. They just don’t understand. It's an okay.


So I finally let then think what my things are about.


PS: Thank to Mas angkot who gave me new perspective, understanding, and strength.